Pemakai listrik dalam hal ini adalah
konsumen atau pelanggan tersebar di beberapa tempat, sehingga butuh
penanganan khusus agar listrik yang di bangkitkan dari Pusat Listrik
(Pembangkit listrik) dapat sampai ke pelanggan dengan kualitas baik.
Konsumen dalam hal ini terbagi atas beberapa yaitu : konsumen Sosial,
Rumah Tangga, bisnis, industri dan penerangan jalan umum (PJU).
Sedangkan pusat listrik terdiri dari PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air),
PLTM (Pusat Listrik Tenaga Minihidro), PLTD (Pusat Listrik Tenaga
Diesel), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTGU (Pusat Listrik Tenaga
Gas Uap), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTP (Pusat Listrik Tenaga
Panas Bumi), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir) , PLTB (Pusat Listrik
Tenaga Bayu), PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya) dan Pusat Listrik Tenaga
Gelombang Laut.. (Tenaga dalam masuk gak ya?? hehe.. just kidding)
Tenaga listrik awalnya dibangkitkan dari pusat-pusat listrik yang pada umumnya terletak jauh dari pusat bebannya, yang kemudian tenaga listrik yang dihasilkan dari pusat lisrik, tegangannya dinaikkan oleh Trafo Step Up yang ada di setiap pusat listrik dan/atau gardu induk untuk menaikkan tegangan menjadi tegangan tinggi 70 kV dan 150 kV atau tegangan ekstra tinggi 500 kV karena tegangan generator yang dihasilkan setiap pusat listrik relatif rendah (6 kV – 24 kV). Setelah tegangan dinaikkan maka kemudian disalurkan melalui transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan/atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) menuju Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya kembali menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer yang bertegangan 6kV, 12kV atau 20 kV. Namun di Indonesia umumnya di turunkan ke tegangan 20 kV. sampai disini mungkin ada yang bertanya. kenapa tegangan listrik yang dihasilkan harus dinaikkan dan diturunkan kembali sebelum sampai ke konsumen??? hal ini disebabkan karena tujuan penaikan tegangan adalah selain memperbesar daya hantar dari saluran (berbanding lurus dengan kwadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya dan susut tegangan pada saluran transmisi.
Lanjut….. Setelah tegangan dari tenaga
listrik yang dihasilkan diturunkan menjadi tegangan menengah 20 kV maka
kemudian disalurkan ke saluran distribusi atau dalam istilah Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM), yang kemudian dari SUTM menuju Trafo
distribusi untuk diturunkan kembali tegangannya menjadi 380/220 V untuk
dibagikan ke setiap konsumen rumah tangga melalui Saluran Udara Tegangan
Rendah (SUTR) hingga kita semua bisa menyalakan TV, Radio, AC dan
lainnya melalui Sambungan Rumah tentunya melewati kWH Meter…. :) namun
ada pula konsumen yang tidak melalui saluran tegangan rendah, tapi
langsung dari tegangan menengah atau SUTM 20 kV, konsumen yang demikian
ini adalah konsumen pabrik….
Demikian perjalanan listrik yang cukup
panjang dan cukup melelahkan dengan mengeluarkan biaya produksi yang
sangat mahal (tapi dijual dengan murah) hingga sampai kita nikmati di
rumah kita sendiri walaupun tanpa kita sadari kita nikmati listrik
dengan sikap boros (sikap yang harusnya tak terjadi) di saat kondisi
listrik yang kini mengalami krisisnya…. padahal dengan hemat listrik
kita diberikan banyak keuntungan, antaranya : mengurangi area pemadaman
di saat krisis listrik, bisa menyimpan cadangan energi listrik untuk
anak cucu kita kelak dan memperkecil pengeluaran isi kantong kita…..
HEMAT LISTRIK, MUDAH CARANYA, MURAH BAYARNYA…. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar